Pada usia anak-anak, berat badan menjadi salah satu indikator pertumbuhan serta perkembangan si kecil. Dari berat badan tersebut tentunya bisa menentukan apakah termasuk normal atau tidak. Keadaan tidak normal pun terbagi menjadi dua, pertama ada kondisi ketika si kecil kekurangan berat badan dan ada kelebihan berat badan. Sementara dalam keadaan normal adalah kondisi di mana berat badan anak itu ideal.
Namun masalahnya untuk mencapai berat badan ideal pun bisa dibilang tidak mudah. Kamu sebagai orang tua tentunya wajib untuk mengontrol semuanya, baik dari gizi ataupun nutrisinya. Oleh karena itu, di sini akan lebih membahas seputar bagaimana kondisi berat badan dalam keadaan tidak normal terutama dalam kondisi kekurangan berat badan. Mengapa? Karena kami ingin memberikan sedikit informasi agar para orang tua bisa memahami risiko yang akan dihadapi sehingga bisa mengontrol berat badan anak menjadi ideal demi pertumbuhan anak yang optimal.
Kekurangan Berat Badan pada Anak
Kekurangan berat badan bisa dibilang menjadi salah satu indikator yang paling sensitif. Faktanya, masih ada sebagian anak yang masih mengalami masalah ini. Indikator kekurangan gizi ini sendiri dilihat dari kondisi si kecil ketika berat badannya berada di bawah rata-rata dibandingkan dengan tinggi badannya. Kurangnya berat badan ini bisa mengindikasikan bahwa si kecil mengalami kurang gizi.
Sementara Di Indonesia ada data yang menyebutkan anak dalam kondisi kurang gizi. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi berat badan kurang (underweight) masyarakat Indonesia cenderung naik dari 18,4% pada 2007 menjadi 19,6% pada 2013. Tak hanya itu, data penilaian status gizi tahun 2015 menunjukkan angka yang cukup tinggi, 18,8% yang terdiri dari 3,9% gizi buruk dan 14,9% gizi kurang.
Mengenal Kondisi Berat Badan Kurang pada si Kecil
Kekurangan berat badan juga bisa menjadi kondisi yang mengkhawatirkan bagi si kecil. Pasalnya kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor anak mengalami kekurangan gizi. Sementara kurangnya berat badan ini sendiri tentunya mempunyai beberapa faktor penyebabnya, di antaranya:
- Kebiasaan memilih-milih makanan atau yang lebih dikenal dengan picky eater.
- Stres. Kondisi ini biasanya terjadi karena suasana yang berbeda dan tidak nyaman.
- Gangguan makan yang berhubungan dengan kemampuan sensorik anak.
Selain beberapa faktor di atas, kondisi fisik anak biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Kondisi orang tua yang memiliki tubuh mungil biasanya bisa membuat kondisi anak juga mempunyai postur yang sama dengan orang tuanya, termasuk dalam hal berat badan. Sebaliknya, kondisi orang tua yang memiliki tubuh berisi atau gemuk, kemungkinan besar si kecil juga akan mengalaminya. Namun perlu menjadi catatan untuk orang tua, jika si kecil terlihat kurus atau gemuk di antara teman-teman sepantarannya, kondisi anak tetap bisa dibilang sehat apabila masih mengikuti genetik dari orang tuanya.
Dalam kondisi kekurangan berat badan, si kecil juga berpotensi mengalami beberapa masalah pada kesehatannya, di antaranya:
- Mudah sakit atau terkena infeksi
Beberapa studi telah menyebutkan bahwa anak yang kekurangan gizi atau malnutrisi bisa menurunkan fungsi kekebalan pada tubuhnya dan pastinya menyebabkan si kecil terlihat kurus. Kondisi ini juga akan berpengaruh terhadap kesehatan anak karena meningkatnya risiko infeksi sehingga membuat si kecil mudah terserang penyakit. Kemudian ketika si kecil sudah terserang penyakit, maka proses penyembuhannya pun terbilang membutuhkan waktu yang lama.
- Pertumbuhan yang terlambat
Anak-anak di usia 3 tahun adalah kondisi di mana otak bisa berkembang dengan cepat. Keterlambatan pertumbuhan anak bisa terjadi ketika anak-anak kekurangan gizinya, pasalnya otak membutuhkan nutrisi lebih untuk berkembang dengan baik. Sementara untuk anak-anak yang kurus mempunyai risiko kehilangan nutrisi penting yang dapat memengaruhi perkembangan otaknya sehingga menyebabkan keterlambatan dalam fase pertumbuhannya.
- Kondisi kognitif dan prestasi menurun
Berdasarkan penelitian, anak-anak dengan berat badan kurang, memiliki tingkat kognitif dan skor prestasi akademik yang lebih rendah pada usia sekolah, dibandingkan anak-anak dengan berat badan normal.
- Kondisi fisik yang terhambat
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa anak yang mengalami masalah kekurangan berat badan bisa menunjukkan ukuran fisik yang kurang baik dibandingkan anak dengan berat badan yang ideal.
Standard Berat Badan Anak yang Ideal
Setelah mengetahui berbagai risikonya, ada baiknya kamu sebagai orang tua harus mengetahui berat badan yang ideal bagi anak. Lalu berapa berat badan yang ideal untuk anak? Kamu bisa baca selengkapnya di bawah ini.
- Anak balita usia 1-2 tahun
Penambahan berat badan balita usia 1-2 tahun tidak sebesar ketika ia baru lahir sampai usia 1 tahun. Mengutip dari Healthy Children, rata-rata berat badan bertambah 1,4 kg – 2,3 kilogram dalam setahun. Untuk perempuan, berat badan idealnya sekitar 8,9 kilogram – 11,5 kilogram. Sementara itu laki-laki sekitar 9,6 kilogram – 12,2 kilogram.
- Anak balita usia 2-3 tahun
Sama seperti tahun sebelumnya, pertumbuhan berat badan balita usia 2-3 tahun tidak terlalu besar tapi masih termasuk ideal. Maka, orang tua perlu tahu kebutuhan nutrisi anak yang tepat. Untuk anak laki-laki, berat badan yang ideal sekitar 12,2 kilogram – 14,3 kilogram. Sementara untuk anak perempuan adalah 11,5 kilogram – 13,9 kilogram.
- Anak balita 3-4 tahun
Dalam perkembangan anak usia 3 sampai 4 tahun, kenaikan berat badannya tidak jauh berbeda dengan usia sebelumnya. Berat badan anak balita di usia ini idealnya naik sekitar 1,5 kilogram dalam setahun.
- Anak balita 4-5 tahun
Di usia 4-5 tahun, gerakan anak semakin lincah karena mereka sangat menyukai aktivitas fisik. Berat badan balita yang ideal di usia 4-5 tahun naik sekitar 2 kilogram dalam setahun.
Bagaimana Tips untuk Menaikkan Berat Badan Anak
Untuk mengurangi kekhawatiran kamu sebagai orang tua yang mengalami masalah kekurangan berat badan pada anak, kami memberikan beberapa tips yang bisa dijalankan untuk menaikkan berat badan anak.
- Memberi makanan tinggi kalori
Bila si kecil sulit terbilan susah untuk makan, kamu bisa menyediakan berbagai camilan yang berkalori tinggi. Pada dasarnya, kalori inilah yang bisa membuat berat badan anak akan mudah bertambah, tapi bukan berarti memberikannya kue, permen, atau makanan sejenisnya demi menghindari masalah kesehatan lainnya. Sebagai solusinya, kamu bisa memberi makanan yang tinggi kalori seperti alpukat, pisang, madu, dan makanan instan balita.
- Pertimbangkan kualitas bukan kuantitas
Salah besar ketika kamu berpikir bahwa semakin banyak makan, maka berat badan akan lebih mudah naiknya. Padahal dengan kondisi begini, akan menimbulkan masalah lainnya, yaitu berat badan yang berlebihan. Oleh karena itu, kamu sebagai orang tua harus fokus untuk memperhatikan kualitas gizi dan nutrisi makanan sesuai dengan usia si kecil untuk menaikkan berat badan yang optimal.
- Memberikan makanan dalam porsi yang tepat
Dilansir dari Family Doctor, orangtua bisa berikan satu sendok makan setiap makanan sesuai usia. Pada anak usia 3 tahun, sajikan makanan sebanyak 3 sendok makan orang dewasa setiap kali makan. Porsi yang lebih kecil memberi kesempatan anak untuk menambah makanan dan bisa meningkatkan berat badan anak dan menjadi lebih ideal.
- Menciptakan suasana menyenangkan ketika makan
Jangan coba memaksa anak untuk makan karena hanya akan memberikan rasa trauma ketika si kecil tidak menyukainya. Ciptakan suasana yang menyenangkan ketika waktunya makan sehingga si kecil lebih nyaman saat menyantap makanannya dan berat badan balita bisa mencapai angka ideal.
Selain beberapa cara di atas, kamu juga bisa mendukungnya dengan memberikan vitamin tambahan untuk anak. Beberapa vitamin penambah nafsu makan yang perlu diberikan untuk mendukung peningkatan berat badan balita agar ideal yaitu vitamin A, C, D, dan zat besi. Oleh karena itu, kamu bisa memberikan ChildLife Cod Liver Oil 8oz sebagai pilihan vitaminnya.
ChildLife Cod Liver Oil mengandung Purified Arctic Cod Liver Oil dalam sediaan cair dengan rasa stroberi untuk mendukung perkembangan otak serta berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak. Sekitar 60% otak manusia terdiri atas lemak dan 50% lemak tersebut berasal dari DHA (Docosahexaenoic Acid) yang juga terkandung dalam Cod Liver Oil. Kandungan asam lemak Omega 3 EPA dalam Cod Liver Oil baik untuk kesehatan jantung dan perkembangan tulang pada anak.
Selain mencukupi vitaminnya, ChildLife Cod Liver Oil juga memberikan berbagai manfaat, di antaranya:
- Membantu pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak.
- Membantu meningkatkan daya ingat, kemampuan belajar, kecerdasan dan konsentrasi.
- Membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
- Membantu menjaga dan mempertajam fungsi penglihatan.
- Membantu perkembangan tulang.
- Membantu menjaga kesehatan jantung.
- Membantu meningkatkan perkembangan sistem saraf yang sehat.
Petunjuk Penggunaan:
Usia 6 bln – 1 tahun : ½ sendok teh setiap hari
Usia 1- 3 tahun : 1 sendok teh setiap hari
Usia di atas 4 tahun : 1 - 2 sendok teh setiap hari
Harga: Rp 569.000 483.000