Pendarahan pasca melahirkan adalah kondisi keluarnya darah secara berlebihan setelah proses persalinan. Perdarahan postpartum ini menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu setelah melahirkan, sehingga penting bagi Anda untuk memahami kondisi ini dengan baik.
Mengenali tanda-tanda awalnya dapat membantu mencegah risiko yang lebih serius. Simak penjelasan selengkapnya tentang gejala, penyebab, bahaya pendarahan pasca melahirkan dan cara mencegahnya.
Baca Juga: 4 Gejala Kekurangan Kalsium pada Ibu Hamil & Penyebabnya!
Gejala Pendarahan Pasca Melahirkan
Gejala pendarahan pasca melahirkan yang normal ditandai dengan keluarnya darah lokia berwarna merah terang, yang kemudian berubah menjadi merah muda dan cokelat dalam beberapa hari setelah melahirkan.
Biasanya, perdarahan ini akan berangsur-angsur berhenti dalam kurun waktu 3–6 minggu. Namun, pendarahan dikatakan abnormal jika jumlah darah yang keluar melebihi 500 mililiter pada persalinan normal atau lebih dari 1.000 mililiter pada persalinan melalui operasi caesar. Kondisi ini juga sering disertai keluarnya bekuan darah berukuran lebih besar dari bola golf.
Wanita yang mengalami pendarahan pasca melahirkan abnormal juga dapat merasakan beberapa gejala berikut:
- Berkeringat
- Lemas
- Gelisah atau bingung
- Pusing sampai ingin pingsan
- Sesak napas
- Jantung lebih sering berdebar
- Demam
- Nyeri perut
- Nyeri panggul
- Nyeri saat buang air kecil
- Darah berbau menyengat
Kemungkinan Penyebab Pendarahan Pasca Melahirkan
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko pendarahan pasca melahirkan adalah usia ibu saat melahirkan. Wanita yang melahirkan di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi ini. Selain faktor usia, ada berbagai penyebab lain yang dapat memicu kondisi ini.
1. Plasenta Akreta
Perdarahan berat setelah melahirkan dapat disebabkan oleh plasenta akreta. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah dan bagian lain dari plasenta tertanam terlalu dalam di dinding rahim.
Plasenta bisa menempel sebagian atau seluruhnya di dinding rahim meskipun bayi sudah dilahirkan, yang kemudian memicu perdarahan hebat. Para ahli menduga bahwa plasenta akreta kemungkinan terjadi akibat kelainan pada dinding rahim.
2. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah kondisi di mana jaringan plasenta atau janin tertahan di dalam rahim setelah persalinan. Situasi ini membuat pembuluh darah di rahim tidak tertutup dengan sempurna, sehingga menyebabkan perdarahan berat pada ibu.
Risiko retensio plasenta lebih tinggi terjadi pada wanita yang melahirkan di usia kehamilan sangat dini, seperti kurang dari 24 minggu atau kelahiran sangat prematur.
3. Mengalami Permasalahan Pembekuan Darah
Gangguan pembekuan darah atau koagulasi dapat menjadi pemicu pendarahan hebat setelah melahirkan. Kondisi ini berhubungan dengan penyakit von Willebrand, yaitu kelainan bawaan yang memengaruhi proses pembekuan darah.
Selain itu, gangguan ini juga berkaitan dengan hemofilia dan idiopatik trombositopenia purpura, sebuah kelainan autoimun yang berdampak pada jumlah trombosit dalam darah. Akibatnya, pengidapnya mudah mengalami memar dan pendarahan berlebihan.
Komplikasi kehamilan seperti hipertensi dan preeklampsia gestasional juga berpotensi memengaruhi kemampuan darah untuk membeku. Kondisi ini semakin memperbesar risiko terjadinya pendarahan berat setelah persalinan.
4. Atonia Uteri
Atonia uteri terjadi ketika otot rahim kehilangan kemampuan untuk berkontraksi dengan baik setelah melahirkan. Akibatnya, pembuluh darah di dinding rahim tidak tertekan dengan sempurna sehingga aliran darah tidak berkurang.
Kondisi di atas membuat rahim tidak mampu berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta sepenuhnya, yang kemudian memicu pendarahan hebat. Para ahli menyebutkan bahwa atonia uteri adalah salah satu penyebab paling umum dari pendarahan pasca melahirkan.
5. Infeksi Endometrium
Infeksi pada endometrium, yaitu lapisan dalam dinding rahim, juga dapat memicu pendarahan berat setelah melahirkan. Ketika plasenta sudah terlepas, lapisan ini menjadi lebih sensitif terhadap infeksi.
Risiko infeksi endometrium meningkat pada persalinan caesar, proses persalinan yang berlangsung terlalu lama, atau jika ada sisa jaringan plasenta yang tertinggal di dalam rahim.
Bahaya Pendarahan Pasca Melahirkan
Pendarahan pasca melahirkan bisa menimbulkan risiko yang sangat serius bagi kesehatan ibu. Salah satu komplikasi yang berbahaya adalah syok hipovolemik, kondisi di mana tekanan darah menurun drastis akibat kehilangan banyak darah, yang berpotensi mengancam nyawa. Selain itu, pendarahan berlebihan juga dapat memicu berbagai komplikasi lain seperti berikut ini:
- Gagal ginjal akut
- Disseminated intravascular coagulation (DIC) merupakan penggumpalan darah yang terjadi secara meluas di seluruh tubuh ibu hamil
- Acute respiratory distress syndrome
- Organ tubuh gagal berfungsi, salah satu penyebabnya bisa dikarenakan syok ataupun DIC
- Kematian
Cara Mencegah Pendarahan Pasca Melahirkan
Cara mencegah pendarahan pasca melahirkan dimulai dengan menjaga kesehatan ibu selama masa kehamilan hingga persalinan. Langkah penting yang perlu dilakukan adalah rutin memeriksakan kandungan ke dokter untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi risiko komplikasi sejak dini.
Di samping itu, ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan mendukung pertumbuhan bayi. Asupan nutrisi yang cukup membantu menjaga kondisi tubuh ibu tetap kuat, sehingga meminimalkan risiko pendarahan saat melahirkan.
Menurunkan tekanan darah tinggi setelah melahirkan juga menjadi kunci pencegahan pendarahan pasca persalinan. Cara menurunkan tekanan darah tinggi pasca melahirkan meliputi pemantauan rutin tekanan darah selama kehamilan, menerapkan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi garam, berolahraga ringan, dan beristirahat cukup.
Jika diperlukan, dokter dapat merekomendasikan obat atau suplemen multivitamin yang aman untuk ibu hamil guna menjaga tekanan darah tetap stabil. Dengan menjaga kesehatan sejak masa kehamilan, ibu dapat mengurangi risiko komplikasi saat melahirkan, termasuk pendarahan berlebih.
Rekomendasi Suplemen untuk Mencegah Pendarahan Pasca Melahirkan
Sudah bukan rahasia lagi kalau ibu hamil harus mempersiapkan diri dan buah hati hingga hari persalinan tiba. Upaya yang paling penting yakni mencukupi kebutuhan nutrisi dan vitamin.
Pemenuhan nutrisi dan vitamin ini juga membantu pencegahan risiko terjadinya pendarahan pasca melahirkan. Berikut ini rekomendasinya.
1. Nutriwell Pregnancy Formula
Nutriwell Pregnancy Formula bermanfaat dalam membantu mencegah pendarahan pasca melahirkan dengan memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral penting bagi ibu hamil dan menyusui.
Suplemen ini mengandung 11 vitamin dan 10 mineral lengkap yang mendukung kesehatan ibu selama masa kehamilan hingga pasca persalinan. Diperkaya dengan asam folat 800 mcg dan 20 nutrisi esensial lainnya, Nutriwell Pregnancy Formula berperan penting dalam mendukung perkembangan janin sekaligus menjaga kondisi tubuh ibu agar tetap sehat dan kuat.
Dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi tersebut, risiko komplikasi seperti pendarahan saat dan setelah melahirkan dapat diminimalkan, serta membantu ibu menjalani masa kehamilan dan menyusui dengan lebih optimal.
2. Nuvita Nutri Folic
Nuvita Nutri Folic memiliki manfaat untuk mencegah pendarahan pasca melahirkan dengan mendukung pemenuhan kebutuhan asam folat bagi ibu hamil dan menyusui.
Asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, yang membantu mencegah anemia dan menjaga kesehatan darah selama kehamilan. Selain itu, suplemen ini juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin secara optimal, serta membantu memelihara kondisi tubuh ibu agar tetap sehat hingga pasca persalinan.
Tercukupinya asupan asam folat melalui Nuvita Nutri Folic, risiko komplikasi seperti pendarahan saat melahirkan dapat diminimalkan, menjadikannya pilihan tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.
3. Nordic Prenatal Fish Oil
Nordic Naturals Prenatal Fish Oil memiliki manfaat untuk mencegah pendarahan pasca melahirkan berkat kandungan Omega-3 yang murni dan segar, terdiri dari EPA dan DHA, yang mendukung kehamilan sehat dan menjaga kondisi tubuh ibu.
Asupan EPA dan DHA berperan penting dalam menurunkan risiko preeklamsia — kondisi berbahaya yang bisa memicu tekanan darah tinggi dan berujung pada pendarahan saat atau setelah persalinan. Selain itu, suplemen ini membantu mencegah persalinan prematur serta mendukung perkembangan otak dan sistem saraf janin.
4. Natures Plus Folic Acid
Natures Plus Folic Acid mengandung folat 400 mcg, vitamin B6 5 mg, dan vitamin B12 15 mcg di setiap tabletnya, yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan menjaga keseimbangan kadar hemoglobin, sehingga membantu mencegah anemia yang bisa memicu pendarahan saat persalinan.
Mengonsumsi asam folat selama kehamilan berperan dalam mencegah Neural Tube Defect pada janin serta memperbaiki laktasi setelah melahirkan, mendukung proses pemulihan tubuh ibu secara optimal. Kombinasi nutrisi ini membuat Natures Plus Folic Acid menjadi pilihan tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi hingga pasca persalinan.
5. Nutriwell Omega Complex
Nutriwell Omega Complex bermanfaat dalam mencegah pendarahan pasca melahirkan berkat kandungan alami fish oil, borage oil, dan flaxseed oil yang kaya akan omega 3, 6, dan 9.
Kombinasi ketiga asam lemak esensial di atas mendukung kesehatan jantung dengan membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, sehingga mengurangi risiko hipertensi yang bisa memicu pendarahan saat persalinan.