Untuk wanita normal, pastinya menstruasi terjadi setiap bulannya, tetapi siklus terjadinya menstruasi berbeda-beda pada setiap wanita. Oleh karena itu, untuk mengetahui berapa lama mengalaminya, Anda perlu menggunakan cara menghitung masa subur pasangan yang menjalankan program kehamilan. Nah, simak beberapa cara menghitung siklus menstruasi, yuk!
Siklus menstruasi sendiri merupakan bagian dari cara tubuh dalam mempersiapkan kemungkinan kehamilan di setiap bulannya. Tentunya, ini penting untuk setiap wanita memahami proses terjadinya sebab hal ini bisa membantu menghindari atau mendorong terjadinya kehamilan. Selain itu, hal ini bisa membuat Anda mengetahui adanya masalah jika tidak berjalan semestinya. Sehingga penting untuk para wanita memahami cara menghitung siklus menstruasi.
Biasanya menstruasi tidak akan terjadi saat kehamilan, sehingga di dalam tubuh terjadi peluruhan di dinding rahim yang menyebabkan pendarahan. Darah keluar dari organ intim bisa berlangsung selama 3-8 hari. Mayoritas wanita mengalami menstruasi dengan polo yang cukup teratur dan bisa diprediksi. Biasanya lama siklus menstruasi terhitung dari hari pertama haid sampai terjadi kembali kurang lebih 21-35 hari
Cara Menghitung Siklus Menstruasi
Ada beberapa hal yang perlu dicatat untuk menghitung pola menstruasi setiap harinya, yaitu hari pertama menstruasi setiap bulannya. Selanjutnya, Anda harus menghitung hari pertama haud yang saat ini terjadi dengan hati pertama di menstruasi bulan berikutnya.
Anda perlu mencatat haid sebelumnya, misalnya pada tanggal 30 Juni dan hari pertama di bulan selanjutnya pada 24 Juli maka siklus menstruasi di tubuh Anda berjalan selama 25 hari. Ini bisa menjadi patokan Anda untuk membuat perhitungan menstruasi di bulan-bulan selanjutnya. Siklus ini bisa berubah setiap bulannya dan akan terbilang normal selama rentang waktunya di antara 21 sampai 35 hari.
Selain itu, Anda perlu mencatat aliran darah yang keluar, rasa sakit, dan gejala lainnya seperti nyeri perut. Mood swing atau perubahan suasana hati pun perlu Anda catat. Sehingga dari pola tersebut, Anda bisa mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi.
Fase yang Terjadi Saat Menstruasi
Kemudian, setelah pendarahan selesai, Anda bisa mengalami beberapa fase berikut pada tubuh:
Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai dengan menstruasi dan berakhir sebelum sel telur dilepaskan dari ovarium. Selama itu pula, otak bisa mengirimkan sinyal ke tubuh guna menghasilkan hormon perangsang folikel. Dalam hal ini ovarium bisa menghasilkan antara 5 sampai 20 folikel yang mengandung sel telur yang belum matang.
Fase ovulasi
Di hari ke-10 sampai ke-14 dari siklus menstruasi biasanya fase ovulasi terjadi. Di fase ini estrogen meningkat mendorong tubuh untuk memproduksi hormon luteinizing. Sehingga akan terjadi pelepasan sel telur matang yang berguna dalam pembuahan potensial. Telur dilepaskan ke dalam tuba falopi serta bertahan sekitar 24 jam. Sel telur akan keluar melalui darah menstruasi, jika tak mendapatkan pembuahan.
Fase luteal
Fase ini dimulai setelah ovulasi dan berakhir dengan hari pertama menstruasi yang berlangsung kurang lebih 12-15 hari. Di mana tubuh akan memproduksi progesteron yang menyebabkan lapisan rahim menebal sebagai persiapan kehamilan. Kadar progesteron akan turun jika tidak terjadi kehamilan dan ini menyebabkan lapisan rahim terlepas yang menandakan siklus menstruasi baru.
Nah, demikianlah pembahasan tentang cara menghitung siklus menstruasi mulai sekarang Anda harus memperhatikan hari pertama menstruasi dan kapan berakhirnya. Sebab, ini sangat penting untuk mengetahui tentang kehamilan dan adanya masalah lainnya berkaitan sistem reproduksi.