Insomnia sering kali disamakan dengan kondisi di mana seseorang sulit tidur. Akan tetapi, mengapa kondisi ini sampai bisa disebut sebagai penyakit insomnia, ya?
Di dalam artikel ini, Anda akan bisa temukan pembahasan mengenai insomnia, yang meliputi definisinya, penyebab, faktor risiko, serta gejalanya yang umum ditemukan pada penderitanya. Selamat membaca!
Tentang Insomnia
Insomnia adalah gangguan tidur, yang terjadi pada saat seseorang mengalami kesulitan tidur sehingga tubuhnya tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Lantaran kondisi tersebut, pengidapnya menjadi tidak cukup fit dalam melakukan aktivitasnya di keesokan hari. Gangguan tidur yang dialami bisa jadi dalam jangka pendek (akut) maupun angka panjang (kronis).
Tidur sendiri adalah kondisi tak sadar yang terjadi secara natural agar tubuh dapat beristirahat. Ketika Anda tidur, tubuh Anda sebenarnya juga melalui suatu siklus, mulai dari saat tidur gerakan mata cepat hingga tidur non-gerakan mata cepat.
Umumnya, seseorang akan melalui 4 atau 5 siklus tidur dalam semalam. Dan masing-masing siklus berlangsung kira-kira selama 90 menit, atau 1,5 jam. Siklus tersebut dimulai dari 4 tahap tidur non-REM, mulai dari tidur ringan hingga tidur dalam. Kemudian tubuh memasuki siklus tidur REM, di mana mimpi terjadi.
Apa Penyebab Penyakit Insomnia?
Secara garis besar, jenis penyakit insomnia yang diderita seseorang berkaitan erat dengan penyebabnya. Insomnia sendiri bisa dikategorikan ke dalam 2 jenis: insomnia akut dan insomnia kronis.
Beberapa faktor yang biasanya jadi penyebab insomnia akut seperti:
- Stres.
- Mengingat suatu peristiwa traumatis.
- Perubahan kebiasaan tidur.
- Jet lag atau mabuk udara.
- Mengonsumsi obat-obatan jenis tertentu.
Sedangkan beberapa hal yang biasanya jadi penyebab insomnia kronis misalnya:
- Mengidap nyeri kronis, seperti nyeri punggung atau radang sendi.
- Masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau masalah penggunaan zat.
- Menderita gangguan tidur, seperti sleep apnea.
- Mengidap penyakit tertentu seperti diabetes, GERD, kanker, atau masalah kardiovaskular.
Insomnia kronis bisa berlangsung selama minimal 3 bulan, dan bisa jadi bersifat primer maupun sekunder. Sejauh ini, penyebab insomnia jenis primer masih belum diketahui secara pasti. Sedangkan pada jenis sekunder, umumnya disertai kondisi seperti kondisi medis, psikologis, penggunaan zat tertentu, dan diabetes.
Seperti Apa Gejala Insomnia?
Tanda insomnia yang paling mudah diidentifikasi adalah kesulitan untuk tidur. Akan tetapi, gejalanya sebenarnya juga cukup beragam. Secara garis besar, penderita penyakit insomnia sangat sulit merasakan kantuk. Akibatnya, ia jadi sulit menentukan ukuran tidur yang normal, terlebih kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda. Pasalnya, kebutuhan tidur seseorang dipengaruhi juga oleh faktor usia, lingkungan, pola makan, dan gaya tidur.
Meski demikian, terdapat beberapa gejala insomnia yang sangat umum ditemukan pada penderitanya, seperti:
- Kesulitan merasakan kantuk dan tidak bisa tidur.
- Terbangun di malam atau dini hari, namun tidak bisa kembali melanjutkan tidur.
- Merasa kelelahan, cenderung lebih emosional, kesulitan berkonsentrasi, dan sulit beraktivitas dengan baik di siang hari selama menjalankan kegiatannya.
- Kesulitan tidur siang, bahkan meskipun merasakan kelelahan di tubuhnya.
Apabila Anda atau orang di sekitar Anda rupanya mengalami tanda-tanda penyakit insomnia seperti yang sudah disebutkan di atas, segera hubungi dokter untuk berkonsultasi dan mendapatkan diagnosis yang tepat. Dengan begitu, dokter akan bisa memberikan tindak lanjut dan penanganan yang sesuai untuk mengatasi masalah gangguan tidur yang dialami.
Itu tadi rangkuman penjelasan mengenai definisi penyakit insomnia, penyebab, serta gejalanya. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!
Photo by Alexandra Gorn